Senja-Senja dan Indie-Indie Melulu
Sebelumnya lagu-lagu indie yang terkenal dengan kemandiriannya, dan memberontak pada monoton pasar, saya sudah menikmatinya.
Berbagai macam jenis genre yang ada pada lagu indie-indie, beberapa diantaranya ada yang saya paling menati seperi, swing, pop, jazz, blues, folk, dan lainnya yang sebenarnya tidak perlu digenrekan, karena genre adalah produk pemasaran.
Sebagai pecinta budaya indie yang masih asing ini, saya dianggap berbeda diantara teman-teman saya yang masih berkutat pada budaya populer ala-ala Dahsyat RCTI atau Inbox SCTV. Mereka menganggap bahwa orientasi budaya saya aneh dan 'gak sehacep' budaya populer yang sedang berlangsung.
Perkara senja, sebenarnya saya seringkali menikmati segala gejala alam sendirian, termasuk senja. Bagi saya, senja itu sendiri seperti mengistirahatkan badan yang lelah. Pandangan saat itu juga senja adalah gejala alamiah seperti sunrise. Sehingga saya tidak bisa hanya menjatuh-cintakan diri saya kepada senja saja, tetapi seimbang pada subuh juga.
Namun Kini
Lagu-lagu indie ini berhasil dipasarkan ke ranah publik dengan cakupan luas. Sehingga pergeseran budaya populer terjadi, dan berkiblat kepada indie-indie ini, yang sudah pasaran dan tidak lagi indie-pendent lagi seperti seharusnya.
Bermunculan imigran dari budaya populer, yang menyebabkan 'kenorakan' pasar pada budaya ini. Seolah lagu-lagu indie-indie, terutama yang folk, swing, dan jazz, terjatuh pada stigma lagu khusus kegalauan. Padahal, indie sendiri adalah bentuk suara perbedaan cara untuk berekspresi dari budaya populer industri.
Bukan saya tidak suka dengan pergeseran budaya populer ini, sebenarnya senang karena teman sepeminatan jadi bertambah. Saya pun menjadi agak 'ilfil' dengan imigran-imigran ini.
Kemudian senja yang biasa aku nikmati secara asri, kini dipenuhi manusia-manusia pecinta senja dengan kegalau-galauannya sembari menikmati kopi instan-gunting atau keroman-romantismenya dengan kopi gula. Sehingga senja pun, tercemar dengan diabetes dan kenaikan asam lambung. Saya menjadi kurang meminati senja lagi.
Tapi ups! Saya lupa, jika saya punya pagi yang tidak bisa dinikmati pecinta senja imigran kegalau-galauannya.
akhir kalimat:
"good morning sunset, good afternoon sunrise"